TIMESINDONESIA, DENPASAR – Memberikan maaf tidak selalu mudah, apalagi memaafkan kesalahan orang yang telah menyakiti. Namun, terus mendendam dan sakit hati, tanpa memaafkan justru membuat seseorang bisa lebih sulit mendapatkan ketenangan dalam hidupnya. Pakar hipnoterapi Putu Suprapti Santy Sastra menyampaikan memaafkan memang tidak mudah namun dengan memaafkan kita akan merasa jauh lebih damai.
"Kita tidak dapat menyalahkan orang lain terus menerus atau menyalahkan diri kita sendiri. Berharap orang tersebut dapat berlaku yang sama dengan kita, tak perlu semua orang tahu kita memaafkan cukup kita sendirilah yang mulai," kata Santy dalam webinar Minggu (31/5/2020).
Santy menjelaskan tidak perlu memaksakan orang lain untuk meminta maaf terlebih dahulu. Sebab, setiap orang tidak dapat mengatur orang lain untuk selalu berbuat baik dan tidak menyakiti kita. Namun, kita dapat mengatur diri kita untuk tidak mudah tersinggung dengan hal-hal yang dikatakan orang lain.
"Kemudian, belajarlah untuk berdamai dengan masa lalumu. Hal yang sudah lalu tidak perlu disesali dan selalu diharapkan sama dengan keinginanmu. Sadari ada hal-hal yang memang di luar kendali kita," tambahnya.
Santy mengatakan daripada menyakiti diri dengan melihat sisi negatifnya, lebih baik melihat sisi positif dari orang yang telah menyakitimu. Sebab, belajar untuk memanusiakan manusia itu sangat penting.
Menurut Santy Sastra, memaafkan memang tidak mudah, karena butuh proses dan tidak instan. Rasa sakit hati yang mendalam terkadang membuat kita merasa mustahil untuk melupakan. Namun, memaafkan dapat menjadi obat yang sangat mujarab untuk meraih kedamaian dan ketenangan hidup. (*)
Pewarta: Imadudin Muhammad | Editor: Irfan Anshori | Publisher: Sofyan Saqi Futaki