Rubrik Power of Mind Radar Bali : Perlukah Melupakan Mantan?
Edisi Minggu, 27 Desember 2020
Terbiasa bersama-sama dalam waktu yang cukup lama tentu akan menyisakan kenangan yang membekas di hati. Bukan hal yang mudah untuk menjalani hari-hari yang berbeda dari biasanya. Sama seperti halnya saat putus cinta. Saat harus menerima kenyataan telah berpisah dengan orang terkasih menjadi hal sulit nan rumit.
Kebersamaan dengan mantan sudah menjadi 'habit' atau kebiasaan di dalam kehidupan sehari-hari, tentunya untuk mengubah sebuah kebiasaan adalah hal yang sulit.
Banyak yang berusaha membuang jauh-jauh kenangan bersama mantan. Menangis setiap harinya, mendengarkan lagu sendu, dan selalu menyangkut pautkan suatu peristiwa dengan sang mantan. Bahkan mungkin ada juga yang memasukkannya ke dalam resolusi tahun 2021 mendatang.
Akibat suasana hati yang selalu murung ini, tak jarang seseorang menjadi sosok yang sangat sensitif dan tidak produktif. Yang tentu saja ini menghambat semua aktivitas yang biasanya dilakukan. Meski tak bisa dilupakan, kita bisa merelakan, mengikhlaskan, dan melanjutkan hidup meski tanpa mantan.
Seseorang yang pernah hadir dalam kehidupan kita selalu memberikan kesan, ada yang memberikan kenangan indah, ada yang memberikan pelajaran. Dan bahkan ada yang memberikan kedua-duanya, kenangan dan pelajaran dalam kehidupan. Jangan pernah mencoba untuk berusaha melupakan karena kita ada di titik ini karena sudah melewati masa-masa itu.
Dalam hukum pikiran semakin kita fokus untuk melupakan maka justru hal sebaliknya akan semakin melekat dalam pikiran bawah sadar kita. Mengapa kita mesti melupakan sesuatu yang indah jika itu justru akan menumbuhkan endorphine bahagia dalam kesehatan kita. Yang harus diingat bahwa dengan tetap menjaga rasa yang ada bukan berarti kita berada dalam satu ikatan hubungan, tetapi justru hanya menjaga dan menyimpan semua rasa itu dalam ruangan privacy di dalam pikiran kita.
Demikian juga jika ternyata ada kenangan atau hal yang pahit ataupun menyedihkan saat kebersamaan dulu, bukan berarti kita harus membenci dan dendam dengan segala kelakuannya. Justru sebaliknya munculkan rasa syukur bahwa kita adalah orang yang beruntung bisa lepas dari lingkaran kehidupan dengan orang tersebut.
Bagaimanapun dia pernah mengajarkan padamu tentang apa itu jatuh cinta. Dulu dia juga pernah membuatmu merasakan bagaimana dicintai dan mencintai.
Sebenarnya belajar dari pengalaman hidup dan menjadi dewasa, daripada melupakan, harusnya bisa mengambil pelajaran dari segala pelajaran yang ia pernah berikan. Daripada melupakan, akan lebih baik belajar untuk menerima dan menghadapi kenyataan. Kenyataan bahwa sudah tak bersama lagi. Kenyataan bahwa dia telah pergi dan harus bisa untuk bergerak maju menyongsong masa depan.
Bukan berarti juga harus selalu mengingat mantan, hanya saja kalau sekadar melupakan rasanya kurang tepat juga untuk dilakukan. Daripada sekadar melupakan, bukankah lebih baik belajar untuk memaafkan dan bergerak maju ke depan.
Karena sampai menangis berdarahpun kita tidak bisa merubah sesuatu yang sudah menjadi masa lalu, tetapi justru semua pengalaman itu menjadi pendewasaan kita menjalani hari esok.