Edisi Minggu, 17 Januari 2021
Merasa cemas ketika sedang menghadapi situasi yang menegangkan adalah hal yang normal. Namun, jika Anda merasakan kecemasan berlebihan tanpa sebab yang jelas, mungkin saja Anda mengalami gangguan kecemasan. Kenali apa saja gejalanya, agar bisa segera ditangani.
Rasa cemas yang normal biasanya akan mereda sendiri ketika faktor pemicu kecemasannya hilang. Misalnya seseorang yang merasa cemas saat menghadapi ujian akan merasa tenang kembali setelah ujiannya selesai.
Namun, berbeda dengan rasa cemas yang normal, orang yang mengalami kecemasan berlebihan biasanya akan terus merasa cemas tanpa sebab yang jelas. Munculnya rasa cemas berlebihan ini sering kali disebabkan oleh gangguan kecemasan.
Orang yang mengalami kecemasan berlebihan kerap kali merasa khawatir dan takut yang berlebihan secara terus-menerus. Seiring berjalannya waktu, gangguan kecemasan ini bisa bertambah parah dan mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Apabila tidak mendapatkan penanganan, penderita gangguan kecemasan yang merasakan kecemasan berlebihan bisa mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, menurunnya performa kerja atau prestasi belajar di sekolah, dan juga kesulitan untuk menjalani interaksi sosial dengan orang lain.
Penyebab munculnya rasa cemas berlebihan akibat gangguan kecemasan hingga kini belum diketahui dengan pasti. Namun, faktor genetik dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena gangguan cemas, stres berat yang berkepanjangan, misalnya akibat tekanan batin, masalah keluarga, atau kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi ataupun riwayat trauma psikologis di masa kecil.
Berbeda dengan rasa cemas yang normal dan dapat mereda sendiri, kecemasan berlebihan akibat gangguan cemas tidak akan menghilang tanpa penanganan dari teraphis.
Riset telah membuktikan olahraga dapat menjadi solusi untuk mengatasi kecemasan dan depresi. Sayangnya, manfaat olahraga ini seringkali diabaikan. Bahkan, banyak orang menganggap pergi ke gym dan berolahraga bersama banyak orang justru menambah rasa cemas. Sebagai alternatif, cobalah untuk mempraktikan yoga. Kita bisa melakukannya secara pribadi di rumah. Olahraga membantu melepaskan endorfin yang penting untuk mengatasi rasa cemas yang bisa menurunkan tingkat stres.
Banyak orang menggunakan media sosial untuk melampiaskan perasaan tertekan dan cemas. Cara ini justru semakin membahayakan diri kita. Media sosial kerap membuat kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang akan semakin menimbulkan rasa cemas. Sebaiknya, kita mulai mengurangi penggunaan media sosial. Memang sangat susah melakukannya, terutama jika kita telah kecanduan. Namun, daripada kita menghabiskan waktu untuk media social, justru lebih baik kita menggunakan waktu untuk beristirahat.
Dan yang paling penting kita bisa menerima kecemasan sebagai hal yang wajar dalam hidup. Merangkul dan memanfaatkan kecemasan akan membantu kita mengontrolnya, bukan sebaliknya.
Tugas kita hanya mengamati saja semua hal yang telah, sedang dan akan terjadi seperti halnya kita mengamati ikan-ikan yang sedang berenang didalam akuarium, itulah kehidupan manusia semua sudah ada yang mengatur sesuai skenario Sang Pencipta Semesta.