Rubrik Power of Mind Radar Bali : Berdamai Dengan Inner Child
Edisi Minggu, 25 April 2021
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Kondisi ini dapat mempengaruhi bagaimana seseorang saat dewasa membuat keputusan.
Pernahkah Anda menghakimi diri sendiri karena merasa serba kekurangan? Atau hubungan dengan pasangan bermasalah karena sering curiga dan cemburu?
Jika jawabannya ya, ketahuilah bahwa hal-hal tersebut bisa saja terjadi karena Inner Child yang belum terselesaikan dalam diri Anda.
Banyak orang dewasa yang mengalami luka atau trauma pada masa kecil, tak menyadari bahwa mereka masih memiliki sosok anak kecil (Inner Child) yang tersakiti dalam diri mereka. Bila dibiarkan atau tidak disembuhkan, bisa menjelma menjadi perasaan dan perilaku negatif ketika seseorang tumbuh dewasa.
Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Bisa juga diartikan sebagai sosok anak kecil yang masih melekat dalam diri atau tepatnya menetap di dalam pikran bawah sadar seseorang , yang sangat mempengaruhi bagaimana seseorang membuat keputusan, merespons masalah, dan menjalani kehidupan.
Pengalaman kanak-kanak yang tidak menyenangkan atau kurangnya pengasuhan dalam keluarga dapat terus membekas dalam diri seseorang. Saat tumbuh dewasa, hal ini bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk perasaan dan perilaku negatif. Mulai dari perasaan tidak dicintai, mudah cemas, sulit percaya orang lain, dan sebagainya.
Apabila terus dibiarkan, inner child yang terluka dapat menghambat perkembangan diri Anda sebagai orang dewasa. Semua orang pasti bertambah tua. Namun faktanya, tak semua orang dapat menjadi dewasa.
Kedewasaan yang sejati adalah ketika seseorang sudah menyadari dan menyembuhkan ‘anak kecil’ dalam diri yang menyimpan rasa sakit, trauma, serta amarah.
Sayangnya, tak sedikit orang yang justru menyangkal dan mengabaikan luka inner child atau luka batin dalam diri mereka, sehingga terbawa hingga ke kehidupan dewasa. Saat dihadapkan pada masalah hidup, Inner Child yang masih bersemayam ini bisa mencuat ke permukaan dan mengambil alih kendali dalam diri Anda.
Apa yang bisa kita lakukan agar tidak terus dihantui oleh Inner Child yang terluka? Anda dapat berdamai dengannya, merangkulnya, lalu menyembuhkannya.
Menyadari bahwa ada sosok ‘anak kecil’ dalam diri yang masih terluka, meski mengunjungi masa lalu yang menyakitkan memang tidak mudah.
Namun mengubur masa lalu tersebut dalam-dalam tanpa berusaha menyembuhkannya hanya juga akan membuat inner child terus mendominasi diri serta melahirkan perasaan-perasaan negatif.
Berdamai dengan Inner Child bisa di lakukan sendiri atau dengan dukungan Hipnoterapis. Tidak ada orang yang bisa mengubah masa lalu. Namun masa lalu tidak harus mendikte kehidupan di masa kini. Anda tetap dapat bertumbuh, mengembangkan diri, dan menjalankan hidup dengan tenteram.
Melakukan proses rekonsiliasi dengan ‘anak kecil’ yang terluka dalam diri, akan membantu seseorang memiliki kehidupan yang lebih bahagia.