Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengusir Kegalauan dengan Afirmasi Positif
Edisi Minggu, 18 September 2022
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
ORANG sehebat apapun pasti pada suatu saat merasakan galau. Perasaan itu tidak bisa dihindari oleh siapapun, meski sudah menjadi pejabat tinggi, kekayaan melimpah, memiliki proyek meraksasa, atau lainnya. Bahkan orang yang tampak memiliki segala-galanya itu ternyata justru lebih berpeluang hatinya merasa galau.
Galau termasuk kata sifat artinya memiliki arti pikiran yang kacau dan tidak karuan. Galau merupakan suatu bentuk perasaan yang kurang nyaman, gelisah, bingung, sedih, menyesal, dan sebagainya.
Seseorang yang memiliki jabatan tinggi bisa jadi kegalauannya timbul dari jabatannya itu, orang kaya raya menjadi galau, serba khawatir, was-was, oleh karena kekayaannya, orang yang sedang memiliki proyek besar dan apalagi merasa ada kekurangan dalam mengerjakan proyeknya itu, maka hatinya tidak akan tenang. Maka artinya, kelebihan justru akan menjadi sebab hati dan pikiran nya terganggu.
Orang yang sedang galau, biasanya tidur saja tidak nyenyak, makan tidak terasa nikmat, mau beristirahat masih teringat apa saja yang dimilikinya itu. Mereka khawatir tanggung jawab jabatannya tidak bisa diselesaikan, hartanya akan berkurang, dan proyeknya tidak berhasil diselesaikan. Akhirnya, apa saja yang dikejar-kejar, setelah sukses tidak selalu meringankan, melainkan justru menambah beban hidupnya.
Agar hidup ini tidak menjadi galau, maka sebenarnya ada cara-cara mudah untuk menghindari. Di antaranya, ialah seseorang harus pandai menata hatinya. Apa saja yang dimiliki tidak perlu dirasa sebagai miliknya secara berlebih-lebihan, dan harus dipertahankan.
Apa saja yang dimilikinya itu seharusnya dipandang sama dengan dirinya sendiri. Kelebihan yang dimilikinya itu datang dan suatu waktu nanti akan kembali, ialah kembali ke asalnya. Demikian pula seharusnya disadari bahwa, dirinya sendiri dahulunya tidak ada, dan pasti suatu ketika nanti juga akan kembali menjadi tidak ada.
jika berlebihan maka dirinya sendiri justru akan menjadi tersiksa. Harta dan jabatannya, berapapun besar dan tingginya, tidak akan mampu menolong, tetapi kadang justru sebaliknya, keberadaan dirinya hanya menjadi alat oleh apa saja yang dimilikinya itu.
Di zaman seperti sekarang ini, untuk mengusir kegalauan maka orang menyediakan waktu untuk berekreasi, atau berwisata. Mereka bersama-sama keluarga datang ke mall, ke tempat-tempat wisata yang dianggap menarik dan indah, sekalipun harus menempuh perjalanan yang jauh dan biaya mahal.
Sepulang dari berekreasi atau berwisata, justru merasa capek, uangnya habis, masih merasa tidak puas, dan akhirnya justru bertambah galau.
Karena hanya mata dihibur dengan pemandangan indah, lidah dimanjakan dengan makanan lezat, telinga dihibur dengan suara nyanyian merdu, tetapi hatinya belum diberi kepuasan.
Healing yang benar adalah terpuaskan lahir dan bathin, bukan hanya terpuaskan lahiriah saja tetapi batin teraasa gersang.
Cara mengusir kegalauan yang benar adalah afirmasi bawah sadar dengan banyak merasakan bersyukur atas semua yang dimiliki dan menarik energi positive dengan kata-kata positive saat gelombang otak nyaman sepeerti halnya saat menikmati rekreasi atau menikmati liburan bersama keluarga.(*)