Edisi Minggu, 4 Desember 2022
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
KEHAMPAAN menggambarkan berbagai emosi, termasuk perasaan kesepian, kesedihan, atau perasaan mati rasa atau terputus. Perasaan ini bisa menjadi normal ketika muncul sebagai respons langsung terhadap kehilangan, trauma, atau peristiwa kehidupan yang sulit lainnya.
Ketika perasaan ini bertahan lebih lama dari keadaan stres, atau ketika menjadi kronis dan mempengaruhi kemampuan sehari-hari, kondisi kesehatan mental yang mendasari sering menjadi penyebabnya.
Terkadang perasaan hampa itu cepat berlalu dan hanya berlangsung beberapa hari atau minggu. Seringkali itu sembuh dengan sendirinya dan diri merasa seperti baru. Tapi terkadang perasaan menggerogoti ini terus berlanjut.
Ketika perasaan hampa menjadi teratur dan bertahan lama, perasaan itu sering kali menunjukkan masalah psikologis yang lebih dalam.
Perasaan hampa sering dikaitkan dengan trauma atau kehilangan, bahkan mungkin yang sudah lama terjadi. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami pelecehan masa kanak-kanak, terutama pelecehan emosional, lebih mungkin untuk melaporkan perasaan hampa yang kronis.
Perasaan hampa juga sering dilaporkan oleh orang-orang yang kehilangan seseorang atau sesuatu yang mereka cintai. Ini mungkin terkait dengan kematian orang yang dicintai, keguguran, putus cinta atau bahkan kehilangan pekerjaan.
Sementara kesedihan adalah respons alami terhadap kehilangan dan mencakup perasaan hampa, perasaan ini pada akhirnya akan mulai berkurang dan mereda seiring waktu.
Terkadang, perasaan hampa mencerminkan sesuatu yang salah atau hilang dalam kehidupan seseorang, termasuk bertahan dalam pekerjaan, hubungan, atau tempat yang tidak lagi membuat mereka merasa terhubung.
Selain itu, perasaan hampa mencerminkan masalah psikologis internal, seperti gangguan mood atau gangguan kepribadian.
Karena kekosongan digunakan untuk menggambarkan sejumlah emosi dan pengalaman subjektif yang berbeda, ada banyak penyebab internal dan eksternal yang berbeda yang dapat menjadi akar masalah.
Seringkali, orang-orang yang telah melalui sesuatu yang menyakitkan atau traumatis seperti pelecehan atau kehilangan orang yang dicintai telah mengembangkan cara-cara mengatasi yang tidak selalu sehat.
Misalnya, orang mungkin menekan atau mematikan emosi mereka dengan obat-obatan, alkohol, seks, atau bahkan dengan melemparkan diri ke dalam pekerjaan atau hubungan baru, alih-alih benar-benar mengatasinya.
Orang biasanya tidak dapat secara selektif menekan emosi yang sulit tanpa memengaruhi emosi positif mereka, menjelaskan mengapa bentuk kopling yang tidak sehat ini dapat menyebabkan perasaan hampa.
Cara mengatasi perasaan hampa adalah dengan berhenti menaruh tujuan pada hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau inginkan.
Jangan pernah ragu minta bantuan terapis jika perasaan hampa terus ada dalam pikiran dan perasaan.