Rubrik Power of Mind Radar Bali : Seni Berfikir Ambil Keputusan
Edisi Minggu, 18 Agustus 2024
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
SETIAP pilihan yang diambil akan memunculkan risiko dan apabila keputusan yang ditetapkan tidak tepat maka ada konsekuensi yang mesti dihadapi.
Manusia akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Contoh pilihan yang sederhana adalah ketika menentukan menu makan siang di restoran, sedangkan yang rumit misalnya keputusan untuk menginvestasikan dana dalam jumlah besar.
Dunia ini penuh ketidakpastian dan kita semua tidak dapat memprediksi secara tepat apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dalam menentukan pilihan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain waktu, kecukupan informasi dan dampak/risiko dari keputusan yang dipilih.
Dari sisi waktu terdapat keputusan yang harus diambil pada saat itu juga dan tidak memberikan ruang waktu untuk berfikir panjang. Kemampuan berfikir tanpa berfikir (blink factor) menjadi kunci utamanya. Namun adakalanya pada kesempatan lain, seseorang mempunyai kecukupan waktu sebelum mengambil keputusan. Atas keputusan tersebut, perlu menghitung risiko dari masing-masing pilihan.
Manusia merupakan makhluk yang dianugerahi akal pikiran oleh Tuhan, dengan adanya akal pikiran tentunya seseorag dapat memanfaatkannya untuk berpikir.
Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan manusia. Berpikir merupakan proses yang dialektis artinya selama seseorang berpikir, pikiran dalam keadaan tanya jawab untuk meletakkan hubungan pengetahuan seseorang tersebut.
Berpikir bukan tentang seseorang itu pintar atau bodoh, tetapi tentang bagaimana seseorang dapat mengetahui suatu informasi, mengolah, dan melakukan suatu hal berdasarkan informasi tersebut.
Ilmu berpikir sangat penting dalam mengambil suatu keputusan untuk menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat serta mampu menganalisa dengan lebih luas secara jernih, obyektif, dan sistematis.
Menurut Dr. Edward de Bono, berpikir sebagai suatu keterampilan untuk mendayagunakan kecerdasan berdasarkan pengalaman.
Metode berpikir berdasarkan sudut pandang, yaitu berpikir dengan mengumpulkan informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya, informasi ini bisa berupa fakta, data, serta grafik yang netral dan objektif yang bersifat informatif bukan sekadar opini atau interpretasi. Kualitas dari setiap keputusan yang dibuat oleh sudut pandang netral dan objektif ini tergantung dari kualitas informasi yang diperoleh.
Berpikir dengan melihat suatu persoalan dari sudut pandang emosi dan perasaan baik yang positif ataupun negatif tanpa perlu alasan atau logika.
Emosi juga menyangkut tipe perasaan yang lebih kompleks yaitu naluri/insting dan intuisi. Berpikir melalui naluri dan intuisi memberi arah akan hal yang tidak bisa dibeberkan fakta dan informasi.
Emosi, intuisi, feeling, dan perasaan memiliki andil besar dalam pemikiran yang mengarah dalam pembuatan suatu keputusan, namun terkadang keputusan yang diambil bisa salah karena tanpa melihat dari sudut pandang lain.
Kedewasaan dapat diartikan kematangan dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam mengambil suatu keputusan dengan bijaksana.