Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengistirahatkan Batin yang Lelah
Edisi Minggu, 29 Desember 2024
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
KELELAHAN batin sering kali tidak terlihat secara fisik, namun dampaknya sangat nyata dalam keseharian kita. Batin yang lelah bisa muncul dari berbagai sumber, seperti tekanan pekerjaan, masalah pribadi, atau bahkan rutinitas yang monoton.
Ketika batin terus dipaksa untuk bekerja keras tanpa henti, ini bisa menurunkan energi emosional , menyebabkan stres, kecemasan, hingga perasaan hampa.
Langkah pertama untuk mengistirahatkan batin adalah dengan menyadari kebutuhan diri untuk beristirahat. Sama seperti tubuh yang perlu rehat, batin juga memerlukan waktu untuk pulih dan mengisi ulang energi.
Mengakui bahwa sebagai manusia bias, lelah secara emosional bukanlah kelemahan, melainkan bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan diri. Ketika mulai menyadari sinyal-sinyal kelelahan batin, kita dapat mengambil langkah untuk meredakannya.
Salah satu cara terbaik untuk menenangkan batin adalah melalui meditasi atau refleksi diri. Meluangkan waktu sejenak dalam keheningan dapat membantu untuk merenungi berbagai perasaan dan pikiran yang mungkin menumpuk.
Meditasi, napas dalam-dalam, atau bahkan sekadar duduk dalam keheningan dapat memberi ruang bagi pikiran untuk tenang dan melepaskan beban.
Selain meditasi, menghabiskan waktu di alam terbuka juga terbukti menenangkan jiwa. Menyentuh rumput, mendengarkan suara angin, atau melihat hijau dedaunan dapat memberi efek menenangkan yang alami. Alam membawa kita keluar dari hiruk-pikuk rutinitas, membangkitkan rasa syukur, dan membantu terhubung kembali dengan diri sendiri.
Memilih untuk beristirahat dari media sosial juga dapat memberi dampak yang besar bagi batin yang lelah. Terlalu banyak informasi, ekspektasi, dan perbandingan di dunia maya bisa memperburuk kondisi batin kita. Melakukan "detoks digital" memberi ruang untuk lebih fokus pada apa yang benar-benar penting dan membuat lebih nyaman dengan realitas diri.
Pada akhirnya, mengistirahatkan batin berarti memberikan diri izin untuk merasa, melepas, dan mengisi ulang. Dengan menyayangi batin dan memberi ruang untuk beristirahat, kita bisa kembali menemukan keseimbangan dan kedamaian.
Perjalanan menuju batin yang lebih tenang mungkin memerlukan waktu, tetapi ini adalah investasi penting untuk kesehatan mental dan kebahagiaan kita ke depannya.
Dalam menangani tekanan batin, perlu mencari tahu terlebih dulu hal apa yang membuat munculnya kondisi tersebut. Saat sudah mengetahui pemicunya, jauhkan diri dari hal tersebut.
Selain menghindari pemicunya, juga bisa menerapkan beberapa hal seperti mencoba aktivitas yang menenangkan
Olahraga memang selalu memberikan manfaat, terutama dalam mengatasi tekanan batin. Jenis olahraganya pun bisa apa saja, misalnya berenang atau berjalan kaki. Dengan rutin berolahraga selama 30 menit setiap harinya, suasana hati akan menjadi lebih baik dan stres pun dapat berkurang.